Simalungun,Digitalmediapublic- Isu miring yang beberapa waktu terakhir santer terdengar terkait pengadaan lembu program Ketahanan Pangan (Hanpang) di Nagori Sahkuda Bayu yang dikabarkan diselewengkan oleh pangulu. Namun, kenyataannya lembu tersebut masih dikelola dengan baik oleh kelompok tani.
Ditemui di Pasar Lama, Nagori Sahkuda Bayu, Kecamatan Gunung Malela, Suwito, Pangulu Nagori Sahkuda Bayu membantah adanya informasi yang beredar mengenai pengelolaan lembu yang dikelola oleh kelompok tani itu. "Program Hanpang itu penggemukan lembu. Bukan pengembangbiakan, jadi ketika lembu sudah mencapai target kita jual dan kita siapkan penggantinya," ucapnya, Selasa (08/10/2024) siang.
Ia menambahkan, sejak awal pihaknya telah memelihara 11 ekor lembu. Program awal selama 3 bulan lembu akan mencapai target dan siap dijual. Keuntungan akan dibagi 70 persen untuk kelompok dan 30 persen untuk PAD Desa. "Jadi keuntungan yang dibagi itu setelah dipotong biaya pakan, untuk setiap ekornya pakan lembu itu mencapai Rp 450 ribuan. Karena kita gunakan pelet khusus lembu dan Solid (Limbah Pengolahan Kelapa Sawit, red) dan rumput," ungkapnya.
Terkait keuntungan per ekornya, ia menjelaskan dari hasil penjualan lembu selama 3 bulan dipelihara, rata-rata keuntungan per ekornya mencapai Rp 1,5 juta bersih. "Jadi kemarin kita sudah menjual beberapa ekor yang sudah layak, dan beberapa hari kedepan kita akan menjual 3 ekor lagi karena targetnya sudah tercapai," kata pria berperawakan kurus ini.
Untuk target pemasaran, pihaknya telah bekerjasama dengan Rumah Potong Hewan (RPH) yang ada di Kota Pematangsiantar agar harga tidak terlalu jauh bila menggunakan agen. "Jadi kita sudah berkomunikasi dengan rumah potong yang ada di kota, tak perlu lagi ke agen karena perbedaan harganya pasti ja" ĵelasnya kepada awak media saat berada di kandang ternak.