SIANTAR - Lembaga Dakwah Khusus Perbaikan Akhlak Bangsa (LDK - PAB) Kota Pematangsiantar kolaborasi dengan Yayasan Lembaga Muallaf Indonesia (YLMI) gelar pembinaan kepada para muallaf.
Pembinaan ini bertujuan memberikan pengetahuan ilmu agama sebagai bentuk meningkatkan kualitas iman, aqidah, akhlaq, ibadah dan membantu para mualaf dalam beragama menjalankan ajaran islam.
Kegiatan mulia ini mengusung tema 'Pembinaan muallaf menjadi pribadi yang kaffah dan istiqomah. Kita wujudkan masa depan Pematangsiantar yang indah, maju dan berkelanjutan'. Berlangsung di Aula Gedung MUI Siantar Jalan Kartini, Pematangsiantar, Minggu (27/10/2024).
Hendri Yahya Saputra, M.Pd, selaku ketua panitia yang juga Sekretaris LDK BAP, dalam laporannya menyampaikan kegiatan pembinaan ini diikuti sebanyak 50 muallaf se-Kota Siantar dengan tujuan memberikan pembekalan agama menjadi muslim yang teguh dan kaffah.
"Tentunya kita bahagia dapat berkumpul disini hari ini. Kami juga menyampaikan apresiasi kepada Bank Sumut Syariah dan Bank Indonesia yang turut berpartisipasi atas terselenggaranya acara ini," ucap Hendri.
Dalam kata sambutannya, Dewan Pertimbangan MUI Siantar, dr Susanti Dewayani SpA mengatakan jika memasuki agama islam itu tidak mudah, harus tulus niat dari hati yang paling dalam dan harus kaffah atau secara total.
"Apapun latar belakang kita untuk menganut agama islam, merupakan suatu kebahagiaan tersendiri. Bapak-Ibu yang sudah memasuki agama islam itu adalah pilihan dan mendapatkan hidayah dari Allah SWT," kata Susanti.
Untuk memperdalam agama islam, sambungnya, seringlah datang ke majelis agama dan majelis ilmu secara langsung maupun lewat media.
"Ketika sudah difahami makna kandungan dari kitab suci Alqur'an, dapat diimplementasikan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena agama islam satu-satunya agama yang rahmatan lil'alamin," himbau dokter spesialis anak itu.
Kemudian, disela pembinaan, pemberian bingkisan (cendera mata) oleh penyelenggara kepada seluruh muallaf yang mengikuti pembinaan dan dilanjutkan sesi poto bersama.
Setelah itu, Drs. H. Muhammad Ali Lubis, Ketua MUI Kota Siantar menerangkan bahwa jika ingin memasuki agama islam syaratnya harus mengucapkan kalimat syahadat dengan benar dan secara berurutan satu tarikan nafas agar syahadatnya sempurna.
Masuk islam seseorang harus ikhlas bukan hanya sebatas demi kepentingan pribadinya atau identitas diri. Islam adalah agama yang mengajarkan kebenaran, dengan itu sebarkanlah keislaman itu dengan cinta kasih sayang.
Perlu diketahui, penyebutan kata muallaf bukan sebagai pemisahan antara yang baru dan yang lama, melainkan sebuah sebutan kasih sayang. Juga jangan lihat oknumnya tapi lihatlah ajarannya. Karena tidak semua manusia memiliki sifat yang sama.
“Kami ingin ketika seseorang menjadi muallaf mendapatkan perhatian, pembinaan, dan bimbingan, sehingga dapat melaksanakan Islam secara istiqomah dengan baik dan benar sesuai dengan Alquran dan Sunnah,” terangnya.
Menurutnya, setelah seseorang memeluk Islam, maka ia menjadi tanggungjawab umat Islam untuk membimbing dan mengajari ilmu agama Islam secara keberlanjutan, sehingga keimanan dan ketakwaan para muallaf pada Allah SWT menjadi mantap.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada para pengurus yang telah mengadakan acara ini yang tentunya akan menambah pengetahuan para Mualaf tentang ajaran Islam, sehingga memperkuat aqidahnya dan semoga tidak kembali ke agama asalnya,” ujarnya.
Ali juga menjelaskan bahwa menjadi seorang muallaf tidak hanya sekedar yang tadinya tidak sholat menjadi sholat, tetapi dibutuhkan suatu pembinaan untuk orang yang baru masuk Islam tentang pendidikan dasar Islam.
“Memang untuk beberapa orang tidak mudah untuk menjadi muallaf, bapak ibu bisa menyampaikan pengalaman menjadi muallaf kepada yang lain untuk menguatkan,” pungkasnya.
Hadir dalam pertemuan ini Ketua MUI Siantar, Drs. H. Muhammad Ali Lubis, Ketua Dewan Pertimbangan, H. Rafii Nasir, BA, Dewan Pertimbangan MUI, dr. Hj. Susanti Dewayani, Perwakilan kepala Bank Indonesia, Azhar, Kepala Bank Sumut Syariah, Syufri Ananda Putra Lubis,Ketua YLMI, Toifatul Aziz Nasution, Narasumber H. Amrul Ghoffar Nasution dan seluruh peserta.