Jakarta|Digitalmediapublic
OpenAI merilis mesin pencarian yang bisa membunuh dominasi Google. Bernama SearchGPT, platform itu berbasis Artificial Intelligence dengan informasi secara real-time.
SearchGPT masih prototipe serta diuji pada sekelompok kecil pengguna dan penerbit. Di masa depan, platform akan diintegrasikan pada ChatGPT, chatbot buatan OpenAI.
Cara menggunakannya juga cukup sama, pengguna tinggal memasukkan pertanyaan. Nantinya, alat ini akan memberikan hasil pencarian yang diringkas dengan link sumber.
Pengguna bisa mengajukan pertanyaan lanjutan. Jawaban Search GPT akan bersifat kontekstual.
OpenAI memberikan akses pada penerbit, yakni News Corp dan The Atlantic. Mereka bisa mengelola cara konten muncul pada hasil pencarian.
Analis Canaccord Genuity, Kingsley Crane menjelaskan tools baru menciptakan kompetisi baru bagi Google. Diketahui berdasarkan laporan perusahaan analisis web Statcounter, Google mendominasi pangsa pasar mesin pencarian sebesar 91,1% pada bulan Juni.
Alat pencarian bertenaga AI dari OpenAI dan Perplexity mempertegas posisi pencarian internet sebagai model menarik pengguna, ini mendorong Google untuk memperbaiki layanannya," kata Crane dikutip Jumat (26/7/2024).
Keberadaan SearchGPT juga jadi penanda kolaborasi antar penerbit dan OpenAI. Sebelumnya perusahaan melakukan perjanjian lisensi konten dengan organisasi seperti Associated Press, News Corp dan Axel Spinger.
Sejumlah mesin pencarian memang telah berusaha menggunakan AI dalam platformnya. Google sendiri meluncurkan ringkasan berbasis teknologi canggih itu pada Mei lalu.
Sementara Microsoft bekerja sama dengan OpenAI. Perusahaan mengadopsi teknologinya untuk mesin pencarian buatan sendiri Bing.